Senin, 09 April 2012

PENALARAN DAN SILOGISME

SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

NAMA : ANISA FEBRINA PUTRI

NPM :11209194

KELAS : 3EA12

PENALARAN DAN SILOGISME

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak belakang dari pengalaman empiric yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Agar pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara dan prosedur tertentu. Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan seperti ini disebut sebagai logika.

Dalam penalaran ilmiah, sebagai proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.

Metode menalar ada 2 yaitu :

a) Metode induktif adala hsuatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empiric dan berahir pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.

b) Metode Deduktif adalah Metode berfikir yang yang menerapkan hal – hal yang umum terlebih dahulu untuk dihubungkan ke dalam bagian – bagian khusus. logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diperoleh dari kasus yang sifatnya umum menjadi sebuah kesmpulan yang ruang lingkupnya lebih bersifat individual atau khusus.

Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan.
Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

S1LOGISME

Silogisme adalah suatu proses penarikan suatu kesimpulansecara dedutif. Silogisme disusun dari dua proporsi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Berikut adalah jenis –jenis silogisme.

  1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proporsinya merupakan kategorial. Proporsi yang mendukung silogisme disebut premis mayor(premis yg termnya predikat) dan premis minor (premis yang termnya subyek). Yang menghubungkan kedua premis tersebut adalah term penengah.

2. Silogisme Hipotesis

Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.