Minggu, 25 November 2012

CSR dan GCG


NAMA            : ANISA FEBRINA PUTRI
NPM               :11209194
KELAS           : 4EA12

1.            Jelaskan pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) dan urgensi implementasi CSR bagi perusahaan dan masyarakat sekitar !
Jawaban:
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy).

2.            Jelaskan argumen anda tentang kaitan antara CSR dengan business sustainability (keberlanjutan bisnis) !
Jawaban:
Dalam berbisnis tentunya bisnismen tidak dapat mengabaikan lingkungan sekitar baik dari sisi masyarakat,karyawan, maupun konsumen serta keadaan alam. Untuk itu sangat diperlukan etika serta tanggungjawab kepedulian akan dampak serta efek yang ditimbulkan dari bisnis yang akan dilaksanakan. Sehingga tidak akan ada yang dirugikan dalam hal ini. Selanjutnya akan tercipta bisnis yang berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi dan tidak merugikan suatu pihak.

3.            Apa yang dimaksud dengan Good Corporate Governance (GCG) ?  Jelaskan prinsip – prinsipnya !
Jawaban:
adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Prisipnya adalah:
v     Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan, dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
v     Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
v     Responsibilitas adalah kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap per-uu dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan per-uu yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
v     Independensi adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan per-uu yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
v     Fairness adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan per-uu yang berlaku.

4.            Adakah hubungan antara CSR dan GCG ?  Jelaskan !
Jawaban:
Ada hubungan, karena secara tidak langsung CSR dan GCG berhubungan dengan tanggung jawab demi mendapatkan kepercayaan untuk mencapai suatu bisnis yang berkelanjutan.

5.            Jelaskan pengertian whistle blowing !  Bedakan whistle blowing internal dan eksternal !
Jawaban:
adalah tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan internal atau eksternal tentang hal-hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja.
v     Whistle blowing internal hal ini terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi.
v     Whistle blowing eksternal menyangkut kasus dimana seorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannnya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.

6.            Jelaskan prinsip – prinsip etis apa saja yang harus diperhatikan dalam bidang produksi ? Berikan dan jelaskan dua contoh pelanggaran etika bisnis dalam bidang produksi yang ada di Indonesia !
Jawaban:
v     Prinsip Otonomi Orang bisnis yang menerapkan prinsip ini adalah orang yang sangat menyadari akan apa yang menjadi kewajibannya dan mengetahui apa saja yang baik dan benar pada bisnisnya
v     Prinsip Kejujuran Dalam menjalankan bisnis, para pelaku haruslah mempunyai sifat jujur demi kelangsungan usahanya. Karena apabila tidak mempunyai sifat jujur, maka dapat dipastikan usaha atau perusahaan tersebut tidak akan dapat berjalan lancar dan bertahan lama.
v     Prinsip Keadilan Prinsip ini menuntut agar semua orang diperlakukan sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
v     Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntuk agar semua pihak saling menguntungkan. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
v     Prinsip Integritas Moral Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Contoh: barang- barang yang digunakan untuk produksi harusnya dengan kualitas baik, namun kadang demi menekan biaya produksi maka perusahaan menggunakan bahan baku seadanya namun ingin mengharapkan keuntungan yang tinggi.


  

Senin, 05 November 2012

ETIKA BISNIS


NAMA            : ANISA FEBRINA PUTRI
NPM               : 11209194
KELAS           : 4EA12


ETIKA BISINIS

1.      Pengertian Etika
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurutpengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertianini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah 
1. Pengendalian diri 
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan 
diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam 
bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan 
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan 
dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan 
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi 
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika 
bisnis yang “etis”. 
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan 
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih 
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis 
untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand 
harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak 
memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, 
dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan 
memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. 
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh 
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi 
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi 
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi 
golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya 
tranformasi informasi dan teknologi. 
4. Menciptakan persaingan yang sehat 
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan 
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, 
harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah 
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan 
spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan 
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” 
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat 
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. 
Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan 
keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan 
dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk 
memperoleh keuntungan besar. 
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan 
Komisi) 
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak 
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk 
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan 
nama bangsa dan negara. 
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar 
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit 
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan 
“katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. 
Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak yang terkait.

2.      Pengertian Bisnis
v     Mahmud Mach Foedz
-Bisnis adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
v     Brown dan Petrello
-Bisnis adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan masyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
v     Steinford
Bisnis adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan oleh konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat izin tempat usaha.
v     Hughes dan Kapoor
Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.
v     Mussleman dan Jackson
Bisnis adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
v     Allan Affuah
Bisnis merupakan sekumpulan aktiftas yg dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sunber daya menjadi barang/jasa yg diinginkan konsumen.
Contohnya adalah:
Untuk para ibu rumah tangga yang punya hobi berkutat didapur dengan urusan masak-memasak, gorengan tentu bukanlah hal yang baru dan hal yang sulit untuk dikerjakan. Oleh karenanya para ibu rumah tangga usaha gorengan akan menjadi peluang bisnis rumahan yang menguntungkan dan tidak menyita terlalu banyak waktu dan tenaga. Gorengan seperti; tahu, tempe/mendoan, ubi, singkong atau mungkin fried chicken bisa menjadi pilihan yang baik karena selain harganya yang terjangkau dan mudah didapat, pegerjaannya juga tidak memakan banyak waktu. Untuk penjualannya sendiri, apabila lokasi rumah dekat dengan jalan raya atau jalan utama bisa menjajakanya dihalaman rumah atau bisa dititipkan diwarung-warung makananyang ada didekat rumah

3.      Pengertian Etika Bisnis
Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An Introduction” memberi batasan yakni, ”business ethics is ethical standards that concern both the ends and means of business decision making” (“Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.")
Definisi etika bisnis menurut Business & Society - Ethics and Stakeholder Management (Caroll & Buchholtz, ?: dalam Iman, 2006)
Ethics is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation. Ethics can also be regarded as a set of moral principles or values. Morality is a doctrine or system of moral conduct. Moral conduct refers to that which relates  principles of right and wrong in behavior. Business ethics, therefore, is concerned with good and bad or right and wrong behavior that takes place within a business context.Concepts of right and wrong are increasingly being interpreted today to include the more difficult and subtle questions of fairness, justice, and equity (Etika adalah disiplin yangberurusan dengan apa yang baik dan buruk dan dengan tugas dan kewajiban moral. Etika juga dapat dianggap sebagai seperangkat prinsip moral atau nilai. Moralitas adalah doktrin atau sistem perilaku moral. moral perilaku yang didasarkan pada apa yang terkait dengan prinsip benar dan salah dalam perilaku. Etika bisnis, oleh karena itu, terkait denganperilaku yang baik dan buruk atau benar dan salah yang terjadi dalam konteks bisnis.
     





Senin, 09 April 2012

PENALARAN DAN SILOGISME

SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

NAMA : ANISA FEBRINA PUTRI

NPM :11209194

KELAS : 3EA12

PENALARAN DAN SILOGISME

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak belakang dari pengalaman empiric yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Agar pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara dan prosedur tertentu. Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan seperti ini disebut sebagai logika.

Dalam penalaran ilmiah, sebagai proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.

Metode menalar ada 2 yaitu :

a) Metode induktif adala hsuatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empiric dan berahir pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.

b) Metode Deduktif adalah Metode berfikir yang yang menerapkan hal – hal yang umum terlebih dahulu untuk dihubungkan ke dalam bagian – bagian khusus. logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diperoleh dari kasus yang sifatnya umum menjadi sebuah kesmpulan yang ruang lingkupnya lebih bersifat individual atau khusus.

Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan.
Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

S1LOGISME

Silogisme adalah suatu proses penarikan suatu kesimpulansecara dedutif. Silogisme disusun dari dua proporsi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Berikut adalah jenis –jenis silogisme.

  1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proporsinya merupakan kategorial. Proporsi yang mendukung silogisme disebut premis mayor(premis yg termnya predikat) dan premis minor (premis yang termnya subyek). Yang menghubungkan kedua premis tersebut adalah term penengah.

2. Silogisme Hipotesis

Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.